Nusa
tenggara barat kini telah menjelma sebagai salah satu icon priwisata Indonesia,
propinsi ini terdiri dari 2 pulau besar yaitu pulau lombok dan pulau Sumbawa
serta pulau2 kecil lainnya. Kedua pulau ini hampir memiliki ciri yang sama yakni
dengan daerah pesir pantai yang menakjubkan, jika berbicara tentang pantai
tentunya sangat banyak tempat yang menjadi pilihan khususnya di pulau Lombok,mungkin
di antaranya pantai senggigi di Lombok barat, pantai kuta di Lombok tengah, dan
yang paling tersohor 3 pulau kecil yaitu gili trawangan, gili meno, dan gili
air yang ada di Lombok utara serta masih banyak lagi pantai-pantai excotic lainnya
dipulau ini. Selain pantai pulau Lombok juga memiliki pemandangan yang menarik
didaerah gunung dan hutan yang salah satunya
air terjun mayung polak.
Air terjun mayung polak terletak di Kabupaten
Lombok timur, kecamatan Pringgasela dan tepatnya di desa Timbanuh dengan jarak 42 Km dari kota
Mataram, air terjun ini sendiri berada
pada ketinggian 942m diatas permukaan laut dengan posisi 8°30’13.29”LS dan
116°26’46.06”BT yang masuk dalam kawasan taman nasional gunung rinjani.
Sekilas Air terjun ini tidak terlihat seperti
air terjun pada umumnya Karena hanya memiliki tinggi sekitar 3 meter saja namun,
yang menjadi kelebihan air terjun ini adalah lokasi masih sangat terjaga ke
alamiannya. Selain tenang tempat wisata air ini juga menyajikan pemandangan
alam yang cukup indah, di sekitar aliran air ini banyak di tumbuhi berbagai
macam tanaman hutan
yang diantaranya Beringin, (Ficus benyamina), Jelateng (Laportea
stimulan), Jambu-jambuan (Syzigium sp),srawbery hutan (Frangaria
vesca), Raspberry (Rubus strigosus), Pala Hutan (Myritica fatna), Buni
Hutan (Antdesma sp), Imba (Azadiractha indica), Bajur (Pterospermum
javanicum), Randu Hutan (Gossampinus heptophylla), Terep (Artocarpus
elastica), Harending (Melastoma sp), Keruing Bunga (Dipterocrapus
haseltii), Salam (Syzigium polyantha) dan Banyak dijumpai jenis
tumbuhan seperti Anggrek (Vanda sp.), Meniran (Calicarpa sp),
Kayu Jakut (Syzigium sp), Menang/Garu (Dysoxylum sp), Sentul
(Aglaia sp), Deduren (Aglaia argentea), Pandan (Pandanus
tectorius), Paku Pandan (Asplenium nidus), Glagah (Saccharum
spontaneum), Alang-alang (Imperata cylindrica), Paku-pakuan (Cyclocorus
sp) dll. Sedangkan fauna/satwanya antara
lain, Babi Hutan (Sus
Scrofa), Kera abu-abu (Macaca fascicularis), Lutung (Tracyphitecus
auratus cristatus), Ganggarangan Kecil (Vivvericula indica),
Trenggiling (Manis javanica) Musang Rinjani (Paradoxurus-
hermaproditus rhindjanicus), Leleko/Congkok (Felis bengalensis
javanensis), Trenggiling (Manis javanica). Serta Beberapa
jenis burung diantaranya : Kakatua Jambul Kuning (Cacatua shulphurea
parvula), Koakiau (Philemon buceroides neglectus), Perkici Dada
Merah (Trichoglossus haematodus), Isap Madu Topi Sisik (Lichmera
lombokia), Punglor Kepala Merah (Zootera interpres), Punglor Kepala
Hitam (Zootera doherty),elang
(Haliastur Indus) dll.
Menurut
masyarakat sekitar bahwa masih terdapat lagi
satu air terjun dihutan timbanuh ini
yang tingginya mencapai puluhan meter namun lokasinya jauh masuk kedalam hutan dan
kini jalurnyapun sudah tak ditemukan lagi. Menurut mereka air terjun tersebut
merupakan tempat untuk melepas dahaga bagi satwa/hewan yang hidup di hutan
timbanuh ini. Konon ceritanya dari hewan yang ada di hutan belantara ini
terdapat gerombolan kijang yang jumlahnya sangat banyak, yang suatu hari salah
satu dari gerombolan kijang itu terjatuh kedalam jurang disekitar air terjun
tersebut dan peristiwa itu mengakibatkan keempat kakinya patah sehingga
gerombolannyapun terpaksa pergi dan membiarkan kijang itu sendiri. Dalam keadan
sulit itu setelah beberapa hari terlwati kijang tersebut mulai merasa lemah dan
kehausan, dengan sisa kemampuannya diseretkan tubuhnya untuk mencapai aliran
air dan usahanya itu tidak sia2. Tidak jauh dari air terjun setelah ia puas
minum kiajang itu kembali menyeret tubuhnya masuk kedalam air untuk
membersihkan tubuhnya, dan dengan tiba2 saat itu kaki kijang tersebut normal kembali dan sembuh dengan ajaib, begitulah dongengnya
dan tempat ini di namakan mayung polak, dalam bahasa setempat kata mayung
berarti kijang dan kata polak artinya
patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar